di stasiun kereta senja

tertatap penuh wajah itu

dekat peron stasiun kereta api senja

kusam, berlebam, dengan senyum mengambang

hingga lembut kesunyian pun menyergapnya

ketika waktu berangkat surut

seakan tanpa kenangan

lepas lalu waktu, saat kereta lewat satu-satu

ia terdiam

menggigit jari serta sesekali bergumam

di antara gelisah bergelut bimbang

dan gundah diaduk tenang

“betapa nian …”, ujarnya

sayang, ia tidak tahu

betapa pula jejak telah terkalang


yogyakarta, agustus 1997/maret 1998/maret 2000


Image by Free-Photos from Pixabay