facebook sebagai dasar pemahaman dunia cyber

tulisan saya yang lalu ternyata menimbulkan sedikit gejolak nih. ada yang bingung, ada yang jadi mengkhayal, ada juga yang jadi tertarik untuk mempelajari lebih lanjut. tapi itu semua bikin saya cukup senang sekaligus agak khawatir. saya harus bertanggung jawab terutama karena sudah bikin orang bingung. (he he …)

nah, tulisan kali ini mencoba menelaah kembali seperti apa sebenarnya dunia cyber. lebih khusus bila dikaitkan dengan pengetahuan manusia sebagai subjek yang berada di dalamnya. saya kembali mengambil facebook (fb) sebagai contohnya. sekali lagi, bukan dalam promosi fb lho. ( ^_^ )

dunia cyber, dalam pandangan saya, terbagi dalam dua kategori utama. ada cyberspace dan ada cybersphere. cyberspace, saya pakai untuk mengidentifikasi satu wilayah yang disebut communications of human with machine. lebih jelasnya, ini adalah wilayah di mana manusia mengontrol mesin melalui komunikasi. tentu saja, tidak seperti biasanya dalam suatu komunikasi, “bahasa” yang dipakai sangat khusus dan diberi nama dengan bahasa mesin atau kode. di tingkat yang lebih lanjut, ada bahasa yang lebih manusiawi dan diberi nama bahasa pemrograman.

wilayah kedua saya beri nama sebagai cybersphere. ini dipakai untuk mengidentifikasi suatu jenis communications between human via machine. pada wilayah inilah, kita bisa berkomunikasi dengan saudara, teman, dan rekan lainnya menggunakan mesin. contoh nyata untuk wilayah ini adalah bicara melalui telpon atau radio, sms melalui hp, dan email atau chat melalui komputer.

nah, kalau fb kita coba masukan dalam kategori di atas, maka fb dapat kita masukan sebagai elemen dari cybersphere. tetapi, sebenarnya, kita juga berada pada wilayah cyberspace ketika kita menuliskan sesuatu melalui fb. ini karena kita sedang memerintah mesin untuk menyampaikan pesan kita pada yang lain. jadi, batas wilayah dua kategori ini, pada kenyataannya memang sulit dipisahkan secara ketat.

lalu, apa yang kita dapat pelajari lagi selain memahami dua kategori di atas?

secara umum, dunia cyber ternyata memberikan medium baru dan juga suatu wilayah baru untuk dimensi kehidupan manusia. dengan kontribusi yang serupa ini, otomatis, manusia akan mengalami perubahan yang signifikan dalam berinteraksi maupun dalam cara pandang.ya, cara kita memandang dunia akan berubah dengan munculnya dunia cyber.

contoh pertama untuk semua ini adalah masalah yang berkaitan dengan waktu. masalah ini muncul ketika kita sedang menggunakan atau berada dalam fb.

saya dan anda semua mungkin sering menggunakan fasilitas chat yang disediakan fb. ketika kita chat dengan saudara atau teman kita, tentunya soal waktu tidak akan menjadi masalah kalau saudara atau teman kita itu masih berada pada satu waktu di wilayah indonesia. namun, ketika kita sedang chat dengan teman yang ada di luar wilayah waktu kita atau di luar negeri, misalnya di belanda, perbedaan waktu mulai menimbulkan pertanyaan. manakah waktu yang disebut masa lalu, masa kini, dan masa depan?

kalau di tasikmalaya itu pukul 06.00 pagi dan di den haag itu pukul 12.00 malam, maka ketika saya chat dengan teman yang di den haag, masa kini saya ternyata menjadi masa depan teman saya dan juga berlaku sebaliknya. karena di tasikmalaya sudah masuk pada tanggal 20 april sedangkan di den haag baru akan melewati tanggal 19 april. walaupun demikian, secara real time, saya dengan teman itu sebenarnya sama-sama sedang menjalani masa kini.

dengan pemahaman ini, konsep mengenai waktu pada dunia nyata menjadi sangat relatif ketika harus diterapkan pada dunia cyber.

hal kedua yang berubah adalah cara kita memahami konsep ruang. sebab, ketika kita berbicara tentang ruang pada dunia nyata, hal ini mensyaratkan kita untuk berada dalam wilayah yang sama. utamanya, sama secara geografis, walaupun tidak selalu demikian. contohnya: satu rumah, satu sekolah, satu kantor, atau satu tempat. nah, kalau di dunia cyber, ini tidak berlaku secara pasti serupa itu. tidak mungkin dunia cyber ini mensyaratkan geografis yang sama ketika kita sedang berada di dalamnya. lalu, apanya yang sama?

kalau menilik uraian di muka, kita sudah memiliki nama cyberspace dan cybersphere sebagai suatu jenis kategori ruang dalam dunia cyber. bila kita pahami secara lebih jauh, dua kategori ini bisa kita pakai untuk memahami konsep ruang dalam dunia cyber. cyberspace dan cybersphere ini ternyata sebenarnya memiliki kesamaan, yaitu sebagai ruang komunikasi. nah, dengan menggarisbawahi bahwa dunia cyber itu pada dasarnya berpijak pada ruang komunikasi, maka kita akan lebih mudah memahami dunia cyber.

sekarang, kita bisa bandingkan pula dengan dunia nyata, kalau dunia cyber juga memiliki petak-petak ruang yang berdasarkan pada ruang komunikasi. namun, karena dunia cyber yang saya bicarakan ini adalah sebuah ruang komunikasi yang menggunakan mesin sebagai basis berkomunikasi, maka kita tidak cukup hanya mempertimbangkan mesin komputer saja. sebab, orang yang mengakses fb tidak hanya melalui komputer, tapi juga dapat mengaksesnya melalui telepon genggam. terus, bagaimana dengan yang dimaksudkan sebagai petak-petak ruang?

ketika kita membangun dan memiliki suatu website pada internet, apapun jenisnya, ini adalah sebuah usaha dalam membangun dan memiliki petak ruang dalam dunia cyber. seibarat membangun dan memiliki sebuah rumah untuk kita secara pribadi. sama halnya dengan institusi yang membangun dan memiliki website, ini artinya mereka sedang membangun dan memiliki sebuah petak ruang dalam dunia cyber. fb adalah salah satu yang memiliki petak ruang terluas di antara yang lainnya. ini karena fb memiliki lebih dari 60 juta pendaftar dan sekitar 300.000-an pendaftar setiap harinya. (nampaknya, dengan jumlah anggota seperti ini, fb bisa disebut negara baru ala dunia cyber. konsep negara juga kayaknya bisa berubah total nih. 😉 )

namun, pemahaman dunia cyber tidak berhenti di sini sebenarnya. sebab, media radio atau televisi berikut siarannya bisa dikategorikan sebagai elemen dunia cyber. walaupun ruang komunikasi yang dimiliki keduanya tidak seintensif seperti halnya internet. tambahan lagi, tidak setiap orang bisa membangun dan memiliki petak ruangnya sendiri pada dunia radio ataupun televisi.

jadi, dua komponen utama pengetahuan yang dimiliki manusia, yaitu waktu dan ruang, ternyata telah berubah sedemikian jauh konsep maupun teorinya bila diterapkan pada dunia cyber. alhasil, pengetahuan kita pun sudah selayaknya juga turut dibenahi. jangan sampai, pengetahuan kita menjadi kacau balau karena bingung memposisikan dunia cyber itu sebagai sesuatu yang nyata atau tidak nyata, benar atau tidak benar, juga sebagai imajinasi atau bukan.

dunia cyber itu adalah ruang komunikasi. kategori nyata dalam dunia cyber itu adalah kalau dia online atau connected dan menjadi tidak nyata kalau dia offline atau disconnected. sedangkan untuk kategori benar, ini adalah sesuatu yang mungkin mudah berubah dalam dunia cyber. hari ini apa yang saya katakan tentang dunia cyber itu mungkin benar adanya. tapi, bisa menjadi tidak benar dalam hitungan detik kalau ada yang mengatakan tidak benar. tentang imajinasi atau bukan, inipun menjadi kategori yang bisa dikatakan mudah berubah. bagi saya, apa yang ditulis dalam “saya, facebook, dan analisis cybernetification” itu sebagian berisi imajinasi. tetapi, mungkin bukan imajinasi bagi orang seperti martyn amos yang kini menekuni dunia dna komputasi.

so, what’s next in grasping reality? 😉

Image by Gerd Altmann from Pixabay