saya, facebook, dan analisis cybernetification

hari ini saya dikejutkan oleh sesuatu hal yang tidak terduga. ketika mencoba memahami struktur facebook (fb) untuk mendapatkan cara membuat aplikasinya, saya seperti melihat banyak hal yang berseliweran dalam imajinasi saya. ternyata, saya menemukan chat ala yahoo messenger (ym) dalam fb, ada pula message semodel gmail, note selaik blogger, social network yang lebih canggih dari myspace, maupun simplisitas fungsi setingkat google. ya, semua fungsi situs ini digabungkan menjadi satu oleh fb. luar biasa, hanya itu yang dapat saya katakan.

apalagi, fb ternyata punya bahasa program sendiri yang diberi nama facebook markup language (fbml). jadi kita dapat membuat aplikasi untuk fb dengan format yang tidak mengganggu struktur fb secara keseluruhan. ini penting, mengingat fb sampai hari ini telah menggerakkan kurang lebih 2.000.000 orang indonesia untuk ikut berpartisipasi. bahkan lebih besar kalau kita mempertimbangkan warga dunia lainnya. sebegitu besarnya fb membuat saya tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya stuktur dbms (database management system) yang fb miliki.

tetapi, yang paling penting, fb punya teknologi yang luar biasa. ia memberikan solusi integratif dan up to date. walaupun saya tidak tahu fb zaman lalu seperti apa, yang jelas fb saat ini dapat memandu saya untuk membuat model situs internet yang sebenarnya. bersahabat dan sangat fungsional. tapi, ini bukan promosi tentang fb, tapi tentang bagaimana kita sebaiknya membangun teknologi sejenis. dengan teknologi fb, kita bukan saja mendapatkan teman baru, tetapi juga dapat menghasilkan kantor baru, pekerjaan baru, pasar baru, hingga suatu ruang yang pernah saya ulas sebagai cybersphere dalam skripsi saya.

ya, genap enam tahun lalu saya merampungkan skripsi tentang cyberworld yang berjudul konstruks citra dan tanda di dunia cyber: analisis semiotik atas kasus bahasa pemrograman dan cyberspeak, saya merasa relevansi apa yang saya pikirkan sudah mulai nampak wujudnya. meski dulu nampak kontroversi, apa yang saya ungkap dalam tulisan tersebut tidak hanya mengulas bagaimana transformasi dari public sphere menjadi cybersphere. tetapi, sebenarnya adalah suatu dasar bagi model analisis cybernetification.

analisis cybernetification itu sendiri secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu proses yang mengusahakan agar dunia ini menjadi cyber seluruhnya. atau, menjadi “terkontrol” sepenuhnya oleh manusia dengan bantuan teknologi informasi. empat elemen terpenting kehidupan manusia sudah menjadi cyber seperti telah saya sebutkan (relasi sosial, kantor, pekerjaan, dan pasar). selebihnya, tinggal menunggu waktu untuk menjadi cyber. lalu, apa efek ini semua?

apakah kita menjadi lebih nyaman setelah empat elemen kehidupan kita menjadi cyber? mungkin, ada yang menjawab ya, ada yang menjawab tidak. bagi saya, teknologi semacam fb memberikan ruang baru untuk berekspresi dan bereksperimen dengan titik tekan pada aspek keterjangkauan yang lebih. maksudnya, lebih terjangkau secara ekonomi, materi, ataupun kita bisa menjangkau yang lain dengan lebih mudah. tapi, belum tentu membuat saya merasa nyaman. sebab, satu saat, pasti akan ada orang yang tiba-tiba memarahi, menghakimi, ataupun memecat saya dari fb. 😉

namun, efek yang mungkin saya bayangkan sekarang ini adalah bagaimana wajah fb di masa depan. apalagi, kalau saya membayangkannya dalam kaitan dengan garda depan teknologi informasi, yaitu komputer kuantum dan komputasi dna. dua teknologi ini mengandaikan bahwa komputer yang akan kita pakai akan bercabang ganda. satu bertumpu pada teknologi tingkat nano atau fisika kuantum dan yang kedua bertumpu pada teknologi rekayasa genetik atau biologi molekuler.

dengan menggunakan teknologi komputer kuantum yang merekayasa partikel sub-atomik, saya membayangkan kalau kita akan mengakses fb dengan teknologi simulasi holografis seperti halnya dalam film-film bergenre scientific fiction. lebih mudah, lebih ringkas, dan lebih fleksibel. walaupun demikian, saya tetap bertanya-tanya. karena ini menggunakan rekayasa tingkat partikel, apa tingkat radiasi yang dihasilkan ini tidak membahayakan? pada teknologi komputer yang sekarang aja, sulit untuk mengendalikan efek radiasinya. apalagi di tingkat atomik.

sementara itu, kalau menggunakan teknologi biokomputasi, saya agak sulit membayangkannya. karena ini terkait dengan bagaimana kita memahami dna. kalau dna tubuh kita yang menjadi mediumnya, apakah kita akan dapat mengakses fb sembari membayangkannya saja? bagaimana teknologi jaringan internet yang harus dikembangkan untuk komputasi dna? apakah teknologi jaringan nirkabel nya akan dapat ditanamkan dalam dna tubuh kita? kalau kita sedang tidur dan tiba-tiba ada akses fb yang masuk, apakah sinyal jaringan itu akan mengganggu sistem dna tubuh kita?

pertanyaan-pertanyaan sepele itu yang semestinya harus diperhatikan kalau kita mau menerima dua teknologi itu sebagai medium baru untuk fb atau teknologi sejenis. walaupun ini cuma sekadar bayangan, mungkin akan ada efek lain yang bisa anda pikirkan setelah anda membaca tulisan ini. utamanya berkaitan dengan etika. karena ini merupakan masalah etika paling rumit yang akan kita hadapi di masa depan. benarkah? 😉

Image by William Iven from Pixabay